aku dan senja
Kupandangi mentari sore
Yang perlahan tenggelam dan meredup
Cahaya merah perlahan hitam kelam
Semua mulai tak terlihat mata
Itulah yang kurasa cinta
Cinta dalam hati pengecut ternama
Hanya bisa menikmati indahnya
Tak sekalipun bisa mengejar dan menggapainya
Hati itu ingin kumiliki sekali saja
Mungkin tak tuk selamanya
Tapi ijinkan, walau sejenak bersemi
Menghiasi hatimu yang pernah terlukai
Semakin malam merajai
Sebanyak jumlah bintang itulah kau
Membayangi setiap pijakan kaki
Tak mampu sejenak pun berlalu
Pernahkah kau lihat untaian kalung mutiara
Ialah lakumu disetiap butirny
Melingkari hati yang lama sepi
Indahkan ceceran hari dan mimpi
Pernahkah kau hirup udara pagi sebuah kota gunung
Itulah yang kurasa ini terus menghantui
Semenit demi semenit, dingin terasa, beku dan mungkin mati
Hisap dalam-dalam maka kau akan mengerti
Aku merasa pecundang bodoh berpakaian banci
Aku tak punya daya diri, hanya hati ini
Ya hati ini yang mampu kuberi Kuberikan utuh tanpa kecuali
Aku bukan pejantan pemikat beraneka warna dan harta
Aku juga bukan lelaki buluh perindu yang sungguh dikagumi
Aku bukan keperkasaan buaya disungai cinta
Aku juga tak punya mulut manis yang terjaga
Aku mungkin keledai berhati baja aku mungkin cecunguk liar ditaman surga
Aku mungkin adalah ketulusan senja
Tak pernah berjanji dan akan terus ada
Lagu ini untukmu bunga taman hati
Akankah cinta bersemi untuk budak gila ini
Semoga mengerti arti kedamaian sejati
Dengan rembulan dapatkah kumenangi
Jika tiba hari nanti akan terjadi
Maukah bermukim sekali usia ini
Setiap musim bersama rajut sejuta asa, hati dan mimpi
Bertahan dalam kebekuan, kekeringan dan badai
Begitu banyak syair tercipta
Dari jari dan hati pujangga dewasa
Tak jua menemui ujung pangkalnya
Apalah tujuan anugerah jatuh cinta
Ingin sekali kulihat sekenario langit
Yang terbuat dari serangkaian peristiwa
Sebuah akhir perjalanan cinta
Mahakarya sang pencipta bagi pecundang terluka
Yatri. D#
gubuk derita
bbs,
0 Komentar