WIIGUDII

Responsive "wiigudii" ini adalah burung yang satu satunya, memberikan kabar baik maupun buruk kepada manusia yang ada di wilayah meepago, di Papua

PELACUR KATA MEREKA;

 PELACUR KATA MEREKA; 

ilusttrasifoto



 PELACUR KATA MEREKA;

Aku seorang perempuan, menafkahi anakku dengan mengobral tubuhku

Tatkala hadits-hadits memblejetiku

Ini bukan jalan sesat ini bukan hasil haram, yang ku tau tuhan tak berpihak, pemerintah memperkosa keadilan maka hanya gelap malam aku dan vaginaku,payudaraku,bokongku di santap seakan tulang yang masih di baluti minyak


Kata mereka

Aku akan di neraka

Tapi mereka belum lihat api itu

Ya api yang hanya membakarku

Kata mereka aku menafkahi anakku dengan jalan yang sesat

Ya tapi mereka tak tau keringat yang menghujat


Sejatinya perempuan

Segalanya salah dalam keadaan

apapun itu dan bagaimana pun itu

Kau di tuntut tunduk dan bersimbah pada perintah

Aku tak suka itu, sebab aku adalah ras yang dinamakan manusia, lantas apa yang membedakanku dengan ras yang mayoritas?


Aku seorang perempuan 

Tak memilih diam dalam tangisan

Kehidupan adalah perbadingan

Maka pradigma-pradigma ketololan 

selalu sarang di slangkanganku


Aku lebih memilih memperkosa diriku sendiri dengan jalanku sendiri

Aku lebih memilih pantat dan kemaluanku di hujat demi rupiah yang memberi kehidupan

Daripada aku sembunyi dalam kemunafikan, sembunyi dalam kepasrahan,sembunyi menjadi penjilat dan tunduk memilih menjaga moral


Aku paham yang awam berfikir

Tapi kalian tak paham di kondisiku saat ini

Dengarlah, bacakan dan caritaukan 

Bahwa aku tak bersalah menyuarakan keadilan kala itu

Tatkala aku di buntuti oleh mereka yang katanya mengayomi

Aku di perkosa dan di ringkus obat bius

Dibawalah tubuhku lalu di letakan di atas meja panjang

Itulah meja introgasi yang menghakimi memaki diriku di depan para anjing-anjing yang lebih kotor dari pada binatang haram yang di riwayatkan kitab itu


Aku yang bersama para aktivis berorasi di depan tugu yogyakarta menuntut hidupkan lagi hutan yang di gusur

Adalah petaka bagiku

Sebab perempuan di tuntut diam dalam dapur tebalnya asap

Di tuntut diam dalam kamar yang......


tak baik ku lanjuti bait-bait berikut

Tuhan muliakan aku!


Jogjakarkarta, 25 November 2021

[ Perempuan Puisi ]

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu