WIIGUDII

Responsive "wiigudii" ini adalah burung yang satu satunya, memberikan kabar baik maupun buruk kepada manusia yang ada di wilayah meepago, di Papua

HEGEMONI PUISI DAN PENYAIR ITU NONSENS


HEGEMONI PUISI DAN PENYAIR ITU NONSENS

Setiap penyair karena kecintaannya pada puisi, pasti akan mempergunakan semua sumber daya yang ia miliki untuk berkarya dan menggairahkan dunianya.

Ada yang menulis puisi sekadar sebagai catatan yang hanya disimpan di buku tulisnya.

Ada yang sekadar menulis puisi, kemudian posting di FB.

Ada yang menulis puisi, kemudian membuat musikalisasinya dan upload di youtube dan IG.

Ada yang suka membuat event kecil-kecilan di FB, Twitter, dll, untuk menggairahkan ekosistem puisi tempat ia berada.

Ada yang menulis puisi, kemudian mengirimkannya ke media arus utama untuk membangun reputasi kepenyairannya, sekaligus mendapatkan materi yang pantas.

Ada yang rajin membuat antologi puisi untuk mendorongnya berkarya secara produktif, sekaligus menambah portofolio karyanya.

Ada yang sampai membuat yayasan puisi, dengan melibatkan banyak teknokrat puisi hebat, secara konsisten menumbuh kembangkan dunia puisi di negeri ini agar bisa menjadi lebih baik. Hebat.

Ada yang menggerakkan banyak penyair dari sabang sampai merauke, untuk serempak menuliskan karya dan puluhan buku puisi sesuai konsep yang dibangunnya dengan dana pribadi.

Ada yang ingin meningkatkan harkat martabat puisi dan penyair dengan menerjemahkan buku-buku puisinya ke dalam bahasa Inggris, rajin mengirim puisi dan kajian puisi nusantara ke jurnal sastra Amerika dan Eropa, bergaul dengan ekosistem sastra asia tenggara dan dunia.

Ada yang secara progresif dengan cara yang tidak biasa, menerjemahkan puisi-puisinya tidak sekadar tulisan, tetapi diekspresikan kembali dalam bentuk foto, film, lagu, lukisan, teater, dan social movement. Sesuatu yang baru, segar dan lebih entertain.

Kita harus menyadari dan legowo, banyak yang memang mempunyai sumber daya kepenyairan jauh di atas kita, dan secara progresif dan kreatif berkarya dengan berbagai macam cara yang sebelumnya belum bisa kita kerjakan dengan optimal.

Perihal moral hazard, ketulusan dan niatan berkarya, siapa yang tahu? Pertanyaan ini tidak hanya ditujukan pada orang yang tidak kita suka, tapi juga pada diri kita sendiri. 

Apakah kita berhak menghakimi, hanya karena ada sosok yang seakan-akan telah merampas dunia puisi kita? Telah berprestasi jauh di atas kita? Telah mencatatkan namanya tebal-tebal di sastra dunia?

Hegemoni puisi dan penyair itu tidak ada, Kawan. Tidak boleh penyair mempresur penyair lainnya, dan merasa menjadi yang paling penyair. Seharusnya prestasi dilawan dengan prestasi.

Salam.

Sumber:@zona puisi 

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu