Anda yang mendaku diri sebagai pelindung anak mungkin akan mengecam gambar dan postingan ini sebagai 'eksploitasi' terhadap anak. Namun, gambar ini mewahyukan sesuatu yang lebih dalam. Anak-anak di medan perlawanan juga ikut dalam kancah perjuangan.
Saya teringat pada tahun 1997, saat di Dili, Timor Leste, saya bertemu dengan banyak anak-anak yang usianya antara 5 - 8 tahun. Selalu saja mereka berteriak kepada saya, "Bapa, kapan pulang?"
Karena banyaknya pertanyaan seperti ini, dari anak-anak maupun orang dewasa, saya bertanya kepada kawan yang memandu saya. Mengapa saya menerima banyak pertanyaan seperti ini?
Kawan saya menjawab, oh itu artinya kapan kamu hengkang dari sini. Sebenarnya kamu tidak dikehendaki disini. Mereka kira kamu tentara.
Hal yang sama sekali tidak aneh. Di tanah Palestina, saya tahu anak-anak ikut melempar batu kepada serdadu Israel. Hal yang sama dialami oleh serdadu-serdadu pendudukan Amerika di Irak dan Afghanistan.
Memang, sejauh mungkin anak-anak harus dijauhkan dari kekerasan. Namun bukan anak-anak itu yang menjadi masalah. Juga bukan orangtua mereka yang membiarkan atau bahkan mendorong mereka untuk ikut terjun ke medan juang di usia yang sangat dini.
Apa yang sering dilupakan adalah akar masalah yang menyebabkan anak-anak ini terjun ke medan laga dan terekspose dalam kekerasan. Akar masalahnya adalah pendudukan, kolonialisme, rasisme, sistem yang tidak adil, dan lain sebagainya.
Sistem inilah yang membawa anak-anak ini ke medan laga. Lebih baik mereka bergerak di usia dini ketimbang terjajah dan hidup dalam ketiadaan martabat hingga tua bangka.
Dan, gambar ini yang diambil dari kamera hape murahan memperlihatkan itu. Tebak sendiri lokasinya. Tidak usah melihat terlalu jauh ke Palestina.
Apa artinya ini? Artinya, lebih baik menghadapi kekuatan penjajah ketimbang hidup menderita tanpa martabat sampai tua.
Jika orang sudah berpikir demikian, mesti ada sesuatu yang tidak beres. Ada sesuatu yang mengharuskan negeri ini memikirkan ulang keberadaannya.
Namun, siapa yang mau berpikir ditengah-tengah kegembiraan lari karung seraya berpura-pura bahwa hidupmu merdeka?
Foto: Anonim. Anak itu membawa poster bertuliskan "Agustus Bulan Rasisme."
0 Komentar