WIIGUDII

Responsive "wiigudii" ini adalah burung yang satu satunya, memberikan kabar baik maupun buruk kepada manusia yang ada di wilayah meepago, di Papua

SAATNYA MENULIS

 

SAATNYA  MENULIS


fotopribadi fotograper bio tebai

 

SAATNYA SAYA MENULIS

Bila aktivitas saya menulis seperti anak TK, diabaikan dengan argumen tidak berbakat, tidak pandai merangkai kalimat, dan bla bla… lainnya. Stop! Itu pemikiran yang menjerumuskan diri sendiri. Jangan terpenjara dengan persoalan bakat. Peran bakat hanyalah sekian persen dan sifatnya semata sebagai penunjang. Selebihnya adalah kerja keras dan kegigihan dalam menulis.

Rasanya “kelewatan” kalau masih menampik potensi yang sudah Allah curahkan; manusia dianugerahi kemampuan berbahasa. Jelas, modal awal untuk menulis adalah kemampauan berbahasa yang sudah tertanam dalam diri setiap insan. Ketika kita menulir surat untuk sobat, saudara atau siapapun, adalah bukti konkret bahwa kita bisa menulis.

Berikutnya, individu itu yang harus memiliki inisiatif untuk mengembangkan melalui proses latihan. 

Tidak ada kata lain selain melecut diri mengalirkan ide dan gagasan di atas lembaran kertas melalui sebatang pulpen atau di depan monitor. Nah, kni tidak ada lagi tempat mengungkapkan alasan-alasan klise sebagai pembenaran atas ketidakberdayaan menulis.

Langkah yang diperlukan untuk bisa menulis hanya dengan menulis dan menulis. Tak ada cara lain. Terasa berat memang. Wajar, sebagai langkah awal. Kebuntuan ide, jenuh, sulit atur waktu dan selontaran aral lain. Jangan pedulikan. Terus saja menulis, jika kita memang ingin memasuki ranah sastra.

Jangan berpikir tulisan saya buruk, tidak bermutu, atau malu-maluin. Untuk menjadi seorang penulis, para pemateri di BCN (Bengkel Cerpen Nida) menyarankan hal yang sama; jangan gampang putus asa hanya karena tulisan kita dicemooh, dikritik atau ditolak oleh media massa. Ibarat renang, seseorang tidak akan pernah mampu berenang tanpa berlatih. Begitupun menulis, perlu terus-menerus latihan diringi dengan kesabaran dan ketekunan.

Dan, suatu saat kita akan tecengang sendiri membaca karya kita yang sudah meningkat pesat. Kita harus memiliki keberanian untuk menulis. Buya Hamka, ulama dan sastrawan ulung angkatan Balai Pustaka pernah berkata, “Banyak kawan saya yang terlalu takut mengarang, maju-mundur, sehingga tidak pernah mengarang. Mereka tidak punya keberanian, karena ingin karangannya sempurna. Mana ada di dunia ini yang karangannya sempurna?”

beberapa kali digoncangkan oleh tokoh-tokohnya dalam setiap periode. Untuk mengulang sejarah tersebut, mungkin salah satu di antara kita kelak yang akan memiliki peranan.

mungkin terlalu melangit. Tapi itu bukan hal yang mustahil ketika kerja keras telah kita jalani. Jadi mulailah. Cobalah. Kita menjadi besar tidak cukup dengan setumpuk teori, melainkan dengan kehendak kuat dan melatih diri tanpa petang menyerah. Semua orang bisa, semuanya sama. Ketidakmampuan menulis itu terjadi karena kegigihan kita yang belum mencapai puncak.

(Pernah diterbitkan di majalah

 

Menulis bukanlah bakat

Menulis bukanlah sebuah bakat yang diturunkan orang tua yang berprofesi sebagai penulis kepada anaknya. Menulis bukanlah suatu anugerah yang diberi pada beberapa orang saja. Menulis itu sesuatu keahlian yang hadir dari suatu proses latihan (menulis).

Menulis menjadi bakat dan anugerah pada orang yang berkeinginan memilikinya, didukung dengan ilmu, pembelajaran dan proses berlatih selama terus-menerus. Artinya, siapa pun Anda; apa pun profesi Anda; bisa menulis dan jadi penulis.

Semakin banyak menulis, maka secara bertahap kemampuan Anda semakin terasah; semakin banyak kosa kata yang terekam di otak Anda. Bila menulis sudah menjadi kebiasaan. Maka, menulis apa pun, di mana pun, sebanyak apa pun, akan terasa mudah dan mengalir begitu saja. Catatan, perbanyak ilmu tentang berbagai bidang pengetahuan untuk memudahkan Anda menulis suatu bidang yang spesifik.

 

Tulisan ini pernah terbitkan

oleh: Pena hitam

Coretan Aku dan penaku

 

oleh: Yatri D#

penulis pelajar Papua di SMK N1 kedawung sragen jawa tengah

 


Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu