WIIGUDII

Responsive "wiigudii" ini adalah burung yang satu satunya, memberikan kabar baik maupun buruk kepada manusia yang ada di wilayah meepago, di Papua

Korban Untuk Merebut Hak Rakyat Papua

Korban Untuk Merebut Hak Rakyat Papua

ilustrasi foto saat pelukbintang kejorah



Korban Untuk Merebut Hak Rakyat Papua

Rakyat Papua sudah bentuk pandangan-pandangan  nasionalisme setelah beberapa negara di fasifik ingin memisahkan dari negara jajahannya. Sebabnya hal ini dampak pada  rakyat Papua yang mana juga telah bentuk organisasi-organisasi pembebasan Papua merdeka.

Sejarah perjuangan kemerdekan bangsa Papua Barat yang telah digerakkan oleh para pelapor gerakan sejak tahun 1960-an, hingga kini perjuangan tersebut  masih berlanjut ke generasi 2000-an, demi memperjuangkan dan merebut kedaulatan sejati bangsa Papua Barat. Yang mana tuntutan dasar masih sama yaitu Hak Menentukan Nasib Sendiri sebagai solusi demokrasi. Perjuangan rakyat Papua sepanjang sejarah hingga sampai pada tanggal 1 Desember 1961 rakyat Papua telah didirikan sebuh bangsa yang sah dan simbol-simbol negara yang telah diakui oleh mata internasional/dunia.

Setelah mereka, rakyat Papua merasakan kemenangan hanya 18 hari. Mengapa 18 hari saja merasakan kegembiraan kemenangan rakyat Papua? Pada tanggal 19 Desember 1961 itu, terjadi Trikora (Tri komando Rakyat) di alun-alun Utara Yogyakarta. Dengan 3 (tiga) bunyi; pertama, bubarkan Negara buatan Belanda, kedua, kibarkan bendera merah putih di atas irian barat, ketiga, siapkan mobilisasi umum diatasi irian barat. Tiga poin ini yang isi didalam pidatonya Sukarno.

Setelah terjadinya, rakyat Papua dan Tentara Pembebasan Nasional (TPN) masih kaku dalam hal karena Negara West Papua baru merdeka maka belum siap untuk serangan dari ABRI (angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Hakirnya bangsa yang baru didirikan itu kembali merebut dengan kekerasan dibawah tekanan Sukarno. Setiap ganti  kepemimpinan republik Indonesia beda konsep dan pandangan untuk melihat persoalan di papau. Umpamanya  saat erah Jokowi, banyak persoalan yang terjadi, tapi itu semua nya biarkan oleh negara kolonial.Kita melihat erah Jokowi selama dua periode dari tahun 2014  hingga saat ini banyak peristiwa yang kita tidak bayangkan terjadi di Papua. Salah satu contoh; 4 siswa ditegaskan oleh militer, Deiyai berdarah, Uncen berdarah, Wamena berdarah. Dan ada beberapa wilayah lainnya yang terjadi konflik senjata. Umpamanya; Yahukimo, puncak jaya, intan jaya, nduga, timika, Maibrat, dan seterusnya ini zona konflik senjat selanjutnya dinamakan DOM (Daerah Operasi militer).

Pada tahun 2018-2021 Hakir ini, banyak jiwa yang korban akibat operasi-operasi brutal. Korban rakyat bukan pada satu sisi saja namun melihat dari Rin kehidupan rakyat Papua melalui itu serangan bertubi-tubi datang.

Jadi, konsekuensi dari pada rakyat Papua yang harus meraih adalah, Kemabli merebut hak-hak rakyat Papua. Dan rakyat Papua tidak usah diam biarkan saja rakyat Papua korban nyawa atas tanah leluhur sendiri. Kita diam, maka kita akan dan sedang terjad  genosida dan genosai maka mari kita rebut kembali dari genggaman kolonial.

Bangsa merdeka adalah bangsa yang berdaulat adil dan beradab; bangsa yang merdeka adalah bangsa yang mengakui dengan sejarahnya

Salam Pembebasan Nasional Papua Barat


Late

No km Jogja,  30 November 2022

Anggota aktif AMP

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu